Berita Jateng

Gandeng Komunitas, Upaya Jawa Tengah Akhiri Tuberkulosis dengan Pencegahan Infeksi

Global TB Report 2022 yang diterbitkan oleh World Health Organization, perkiraan angka kejadian (insidensi) TBC di Indonesia meningkat 15 persen

Penulis: iwan Arifianto | Editor: Catur waskito Edy
istimewa
Kader TBC Komunitas,  Dyah Sugiarti saat menyambangi  masyarakat untuk sosialisasi tentang infeksi TBC dan TPT , di Cilacap, Jawa Tengah. 

TRIBUNJATENG.COM,SEMARANG -Pandemi Covid-19 disebut mengesampingkan ancaman tuberkulosis (TBC).

Menurut Global TB Report 2022 yang diterbitkan oleh World Health Organization, perkiraan angka kejadian (insidensi) TBC di Indonesia meningkat 15 persen di antara tahun 2020 ke tahun 2021. 

Artinya, setiap satu menit ada dua orang yang sakit TBC, jika tidak diobati, seseorang dengan TBC dapat menginfeksi 10 hingga 15 orang di sekitarnya dalam satu tahun.

Namun, tidak semua orang yang terkena bakteri TBC akan jatuh sakit, beberapa kelompok masyarakat lebih rentan terhadap infeksi ini karena kondisi imunitasnya yang lebih rendah. 

Kelompok yang rentan TBC adalah anak-anak terutama yang berusia di bawah lima tahun, orang lanjut usia, serta kondisi penyakit tertentu seperti Diabetes, HIV/AIDS, dan gizi buruk. 

Berdasarkan modelling dalam Global Plan to End TB 2023-2030 yang diterbitkan oleh Stop TB Partnership (global), Indonesia hanya dapat mencapai eliminasi TBC dengan memperluas penanganan orang dengan infeksi TBC.

Kemudian  memberikan kekebalan melalui Terapi Pencegahan TBC (TPT) terutama pada kelompok rentan seperti anak- anak. 

Hal itulah yang dilakukan kader TBC Komunitas,  Dyah Sugiarti di Cilacap, Jawa Tengah.

Ia menyadarkan masyarakat tentang infeksi TBC dan TPT menjadi tantangan tersendiri. 

Tantangan yang dihadapi ketika memberikan edukasi dan mengajak masyarakat untuk TPT yaitu harus benar benar mendalami materi tentang TPT. 

Sebab membujuk pasien pun tidak cukup dalam sekali kunjungan, mereka juga pasti akan banyak bertanya terkait kebermanfaatan TPT. 

"Kita harus benar-benar meyakinkan bahwa TPT baik untuk Kesehatan sang buah hati,” jelasnya dalam keterangan tertulis yang diterima Tribun Jateng, Selasa (28/3/2023).

Dengan berbagai edukasi yang sudah diberikan oleh kader, pola mindset masyarakat pun dapat diubah agar memahami TPT menjadi upaya pencegahan pada kontak serumah maupun yang kontak erat dengan pasien TBC. 

Ia pun mulanya mendapatkan penolakan bahkan tidak dihiraukan oleh masyarakat.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jateng
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    AA
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    berita POPULER

    © 2024 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved