F1: Tim Mercedes Ubah Pabrik Mesin Jadi Pabrik Alat Kesehatan

Konten dari Pengguna
8 April 2020 14:46 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Info Sport tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Lewis Hamilton, pebalap andalan Mercedes ketika menang di GP Spanyol 2019. 9Foto: Dok. Petronas Motorsports)
zoom-in-whitePerbesar
Lewis Hamilton, pebalap andalan Mercedes ketika menang di GP Spanyol 2019. 9Foto: Dok. Petronas Motorsports)
ADVERTISEMENT
Dampak wabah SARS-Cov-2 pada akhirnya membuat tim Formula 1 harus melakukan hal lain. Seperti yang diketahui, F1 musim 2020 belum berjalan sama sekali, bahkan GP Kanada akhirnya juga dibatalkan.
ADVERTISEMENT
Mercedes, juara bertahan konstruktor F1, mengambil langkah yang tak biasa. Tim berjuluk Silver Arrows tersebut mengubah pabrik mesin mereka di Inggris menjadi pabrik alat bantu pernapasan bernama Continous Positive Airway Pressure (CPAP).
Rencananya pabrik ini akan membuat seribu unit per hari untuk menemui target 10.000 unit yang dipesan pemerintah Inggris, dengan desain yang boleh ditiru oleh perusahaan lain.
Hal ini dilakukan setelah Mercedes berhasil melakukan reverse engineering terhadap CPAP bersama University College London (UCL). Produksi alat tersebut dilakukan di pabrik mereka yang terletak di Brixworth, dengan memakai 40 mesin yang biasanya dipakai untuk membuat piston dan turbocharger F1.
Dengan langkanya CPAP di berbagai rumah sakit, maka para insinyur Mercedes dan UCL hanya punya waktu di bawah 100 jam untuk mengerjakan barang pertamanya. Produk Mark 2 yang lebih mutakhir, di sisi lain, dapat mengurangi konsumsi oksigen sebesar 70 persen dibandingan versi aslinya.
ADVERTISEMENT
Mercedes dan UCL juga telah membuat semua desain dan detail pembuatan alat tersebut gratis diakses lewat situs web lisensi milik UCL. Lisensi yang diberikan termasuk desain, material yang dibutuhkan, alat yang dipakai, dan pembuatan masing-masing bagian.
"Produk keselamatan hidup ini mudah dan cepat untuk diproduksi. Kami berharap, dengan cetak biru yang telah kami sediakan maka mereka dapat dipakai untuk meningkatkan ketahanan sistem kesehatan publik dalam rangka menghadapi pandemi global COVID-19," kata Profesor Rebecca Shipley, Direktur Institut Teknologi Biomedik UCL.
"Produk ini dapat menyelamatkan hidup dengan memastikan bahwasanya ventilator hanya dipakai untuk yang sakit parah. Kami semua menemukan fakta bahwa proporsi pasien yang ditangani dengan CPAP dapat menghindari ventilator mekanik," tambah Profesor Meryn Singer, Konsultan medis senior UCLH
ADVERTISEMENT
Alat CPAP ini nantinya akan digunakan untuk pasien wabah yang tidak membutuhkan ventilator. Hal ini tentu membebaskan alat yang tergolong langka tersebut dalam krisis yang sedang terjadi.
Pekerjaaan Mercedes ini merupakan bagian dari Project Pitlane . Proyek terbaru F1 ini bertujuan untuk membantu bidang kesehatan dengan mengirimkan peralatan medis, di kala F1 sedang mengalami hiatus pada musim 2020 ini.